Perbedaan Konsep Sinkronik dan Diakronis

Sinkronik dan diakronik, menjadi istilah yang tidak asing untuk kita kenal. Apalagi yang berkaitan dengan sejarah, 2 istilah ini sangat berkaitan erat dengan ruang dan waktu. Untuk kamu yang sedang belajar Sejarah, entah di SMA maupun kuliah, istilah ini pasti di bahas.

Konsep waktu dalam istilah ini, sering kita jumpai dalam materi cara berpikir sejarah. Sinkronis dan diakronis, memunculkan sudut pandang dalam melakukan penelitian sejarah. Bagaimana tidak? dari sini, kita akan tahu bagaimana memetakan suatu peristiwa dari ruang dan waktu yang ada.

Secara Pengertian

Sinkronik dalam konsep, adalah memahami kehidupan sosial masyarakat dan berdasarkan dimensi ruang secara luas. Konsep sinkronis sendiri, menguraikan kehidupan sosial masyarakat secara rinci dan didasarkan pada jumlah aspek.

Cara berpikir diakronis, adalah memahami kehidupan masyarakat, beserta sosialnya, secara memanjang berdasarkan dimensi waktu. Konsep ini, menganggap masyarakat sebagai sesuatu yang bergerak dan melakukan proses kehidupan secara terus menerus dari waktu ke waktu.

Secara Perbedaan

1. Sinkronik

Secara konsep inti, cara berpikir sinkronis (sinkronik), meluas dalam ruang, terbatas dalam waktu. Sedangkan, untuk diakronis, memanjang dalam waktu, terbatas dalam ruang. Sinkronik sendiri, berasal dari bahasa Yunani, yaitu syn, yang artinya dengan dan chronoss, yang artinya waktu.

Jadi, sinkronik, anggap saja segala aspeknya pada masa tertentu. Jadi, cara berpikir sinkronik, adalah hanya menganalisis sesuatu pada kondisi tertentu dan lebih menekankan pada struktur. Sehingga, taujuannya, untuk mengkaji pola-pola, gejala, dan karakter dalam sebuah peristiwa dan masa tertentu.

2. Diakronik

Diakronis, secara bahasa berasal dari Yunani, yang berarti melintas, melampaui, dan chronoss bermakna ilmu. Cara berpikir ini, akan mengajarkan kepada kita untuk lebih teliti dalam mengamati gejala atau fenomena yang ada, dan itu tertentu tidak semuanya.

Artikel Terkait  Sejarah Teori atau Konsep Bumi Datar

Konsep diakronik, menekankan pada aspek waktu daripada cakupan ruangnya. Jadi, dari sini ada batasan-batasan dari pembahasan suatu permasalahan sesuai dengan waktu yang ada. Semakin dibatasu suatu waktu, maka pembahasan isi biasanya spesifik.

Berdasarkan Ciri-cirinya

Ciri Berpikir Sinkronik

Berikut, adalah ciri-cirinya:

  1. Mempelajari peristiwa sejarah yang terjadi pada masa tertentu, sehingga tidak semua waktu dibahas.
  2. Menitikberatkan pada kajian atau pola peristiwa, dan karakter yang ada.
  3. Bersifat horizontal.
  4. Tidak memiliki konsep perbandingan, dan jangkauan kajian lebih sempit.
  5. Memiliki kajian yang sangat sistematis dan kajian bersifat serius dan mendalam.

Ciri Berpikir Diakronis

Berikut, adalah cirinya:

  1. Penjelasan bersifat vertikal dan runut, dengan menekankan pada proses durasi.
  2. Cakupan kajian atau pembahasan lebih luas, dimana dikaji lebih dalam pada satu peristiwa.
  3. Mengkaji kesinambungan antara satu peristiwa dengan yang lain.
  4. Terdapat konsep perbandingan sehingga dari situ muncul evaluasi dalam pembahasan.

Contoh Konsep Diakronik dan Sinkronik

Contoh Konsep Diakronik

Berikut, adalah contoh dari konsep diakronik:

  1. Kronologi pertempuran Ambarawa, yang terjadi pada tanggal 20 Oktober-15 Desember 1945.
  2. Kromologi pertempuran Surabaya (27 Oktober-20 November 1945).
  3. Kronologi pertempuran 5 hari.

Contoh Konsep Sinkronik

Berikut, adalah contoh dari konsep sinkronik:

  1. Keadaan ekonomi, pada tahun 1998 di Indonesia.
  2. Suasana pada saat G30/SPKI terjadi.
  3. Pembangunan pada era Orde Baru.

Jadi, sudah tahu kan, perbedaan antara sinkronik dan diakronik, jika dilihat dalam contoh, dan pembahasannya? Maka bisa disimpulkan bahwa cakupan ruang dan waktu ada batasan tersendiri dalam suatu istilah. Dari istilah tersebut, nantinya akan semakin terfokus pada pembahasan.

 

Click to rate this post!
[Total: 0 Average: 0]

Tinggalkan komentar