Mengenal Jenis Teknologi Fast Charging, Apakah Merusak Baterai?

Teknologi pengisian daya baterai saat ini telah mencapai kemampuan pengisian daya cepat, yang dikenal dengan teknologi fast charging, meskipun demikian masih banyak orang yang sangsi dengan teknologi ini apakah akan membuat baterai cepat rusak?

Jenis Teknologi Fast Charging

Kebutuhan manusia akan pengisian daya yang cepat semakin dibutuhkan bukan hanya untuk teknologi smartphone tetapi juga mobil/motor bertenaga listrik, hybrid. Tentunya tidak mungkin untuk memarkir mobil terlalu lama di sejenis pom listrik hanya untuk mencharge daya baterai. Oleh karena itu di berbagai bidang teknologi fast charging sangat diperlukan untuk mendukung aktivitas manusia.

Untuk ranah smartphone sendiri teknologi fast charging terbagi menjadi beberapa jenis teknologi, biasanya penyebutan berbeda ini dikarenakan vendor pembuatnya yang menyebut istilah berbeda, namun secara general fungsinya sama yaitu mempercepat proses pengisian baterai.

Kecepatan pengisian fast charging berbeda satu sama lain umumnya bergantung pada daya yang digunakan ada yang menggunakan 10W, 18W, 30W, 65W dan juga 100W, semakin tinggi dayanya semakin cepat pula pengisiannya. Nah berikut adalah beberapa teknologi fast charging yang dikenal luas pengguna smartphone

Oppo Fast Charging VOOC

Teknologi fast charging pertama dikenal dari produsen smartphone Oppo, yang dikenal dengan Voltage Open Loop Multi-Step Constant Current Charging, atau disingkat VOOC. Teknologi ini pertama kali diperkenalkan Zhang Jialiang seorang teknisi Oppo pada tahun 2012. Di tahun 2014, Ponsel Oppo Find 7 menjadi yang pertama menggunakan teknologi ini.

perbedaan fast charging power delivery quick charge

Pengisian fast charging ini mampu mengisi daya smartphone dari nol sampai penuh hanya dalam waktu kurang dari satu jam. Saat ini ada enam generasi fast charging VOOC yang diperkenalkan Oppo yaitu

  1. VOOC 1.0
  2. VOOC 2.0
  3. VOOC 3.0
  4. VOOC 4.0
  5. SuperVOOC
  6. SuperVOOC 2.0
Artikel Terkait  Asus ROG Phone 6 Series Hadir, Kenali Fiturnya

SuperVOOC 2.0 sendiri mampu mengalirkan daya 65 watt dan mengisi baterai 4000 mAh dalam waktu 30 menit saja.

Xiaomi Super Charge Turbo

Tidak mau kalah dengan rival senegara, produsen ponsel murah meriah kaya fitur Xiaomi merilis teknologi fast charging mereka sendiri yang disebut Xiaomi Super Charge Turbo, hingga saat ini kemampuan daya teknologi fast charging Xiaomi ini mampu mengisi baterai 4000 mAh dalam waktu kurang dari 17 menit.

Power Delivery

logo power delivery charge 3.0

Jika pertimbangan kalian adalah charger yang tidak hanya mampu mencharge smartphone tetapi juga laptop, TV, kamera, SSD dan lain sebagainya tentu kalian patut mempertimbangkan teknologi Power Delivery Charge.

Teknologi ini mensyaratkan konektor USB type C sebagai penghantar daya, dan compatible dengan berbagai perangkat yang menggunakan USB type C sebagai pengisian daya.

Teknologi Power Delivery sendiri telah mencapai kemampuan 100W dengan Power Delivery 3.0

Qualcomm Quick Charge

logo qualcomm quick charge

Kali ini teknologi fast charging dibuat oleh vendor SOC, ya, Qualcomm produsen dari chipset Snapdragon lah yang memperkenalkan teknologi Quick Charge pada tahun 2013. Teknologi ini awalnya menggunakan daya 10W dan saat ini mencapai Quick Charge 5 yang menghadirkan port USB C.

Mengingat teknologi ini dimotori oleh Qualcomm tentunya teknologi ini hanya kompatibel untuk smartphone yang menggunakan chipset Snapdragon, sementara pengguna chipset lain seperti MediaTek tidak bisa menggunakan teknologi ini.

Tentunya masih ada jenis teknologi lain yang dikembangkan produsen, meski sebagian produsen smartphone umumnya menggunakan Quick Charge Qualcomm dan dibanderol dengan nama sendiri untuk keperluan branding seperti Flash Charging, Fast Charging dan lain-lain.

Apakah Teknologi Fast Charging Merusak Baterai Smartphone?

Isu utama dalam teknologi fast charging adalah kerusakan baterai pada smartphone. Secara teoritis saat sebuah perangkat penyimpanan daya dialiri arus yang besar, maka cell penyimpanan menjadi lebih cepat kehilangan kapasitasnya.

Artikel Terkait  Zenfone 9 Segera Dirilis, Sneak Peek Yuk

Sebagai gambaran teknologi fast charging 100 Watt membuat sebuah baterai kehilangan 20% kapasitas penyimpanan dibanding kita mencharge dengan teknologi power delivery 30 watt.

Para vendor sendiri bukannya tanpa persiapan, umumnya teknologi mereka telah memiliki mekanisme protektif untuk mencegah overload daya misalnya dengan menurunkan kecepatan menjelang daya baterai terisi penuh, dan juga mekanisme untuk memutuskan koneksi daya saat baterai sudah full.

Para vendor tentu tak ingin mengulang kesalahan beberapa varian Samsung Galaxy di masa lalu yang bisa meledakkan ponselnya saat dicharge.

Kesimpulan

Teknologi fast charging sangat memudahkan kita untuk mengisi daya dalam waktu yang relatif singkat, namun untuk memperpanjang usia baterai dan kemampuan penyimpanan baterai akan lebih baik jika smartphone di charge menggunakan adaptor berdaya lebih rendah untuk pengisian durasi lama seperti saat malam hari. Tentunya agar smartphone kita tetap lebih awet lagi ke depannya.

Jika kalian masih bingung memilih teknologi mana yang sesuai dengan smartphone kalian bisa menggunakan charger yang telah mendukung Power Delivery + Quick Charger seperti Verbatim USB Charger pada gambar di atas.

Click to rate this post!
[Total: 0 Average: 0]

Tinggalkan komentar