Xenophobia adalah bentuk kebencian terhadap orang atau benda asing. Itu juga dikenal sebagai kebencian terhadap orang asing atau orang luar. Secara umum, xenofobia adalah ketakutan irasional terhadap orang atau budaya asing.
Meskipun xenophobia dapat ditemukan di berbagai budaya, konsep kebencian terhadap orang asing adalah modern. Banyak orang mengasosiasikan xenofobia dengan rasisme dan ujaran kebencian. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa itu xenophobia dan bagaimana mencegahnya agar tidak menyebar.
Pengertian Xenophobia
Kata ‘xenophobia’ berasal dari bahasa Yunani xenos yang artinya ‘orang asing atau orang asing.’ Oleh karena itu, kata ‘xenofobia’ mengacu pada sikap bermusuhan terhadap orang asing. Namun, individu yang tidak lahir di Australia atau Kanada dapat dipanggil oleh warga negaranya.
Kata ‘xenophobia’ juga memiliki arti yang sama ketika merujuk pada rasa takut yang tidak normal terhadap orang atau budaya asing. Oleh karena itu, xenofobia bisa disebut sebagai salah satu bentuk patriotisme atau nasionalisme.
Selain itu, xenofobia dipahami ketika mengacu pada antagonisme atau permusuhan terhadap orang asing berdasarkan ras, agama, kebangsaan, atau budaya.
Karakteristik Xenophobia
Xenophobia dapat dikenali dari beberapa ciri khas sebagai berikut
- Saat seseorang merasa tidak nyaman dalam kelompok yang berbeda
- Menolak berteman karena perbedaan suku, ras, agama
- Sulit menjalin pertemanan dengan mereka yang memiliki perbedaan identitas budaya, agama ataupun bangsa
- Memiliki kekhawatiran berlebihan terhadap mereka yang tidak memiliki akar budaya sama
Jenis Xenofobia
Dalam sejarahnya, xenofobia dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu
Xenofobia Budaya
Xenofobia budaya terjadi karena penolakan terhadap tradisi pihak lain yang dianggap ingin mengambil alih budaya sendiri. Dalam kultur saat ini dimana budaya bisa tersebar dengan sangat cepat maka dapat memicu beberapa orang untuk mengalami xenofobia.
Sebut saja, xenofobia terhadap budaya Arab yang terjadi pada beberapa kelompok masyarakat, mereka merasa budaya Arab mengambil alih budaya nasional, namun di sisi yang sama mereka justru menerima budaya pop seperti K-Pop, J-Pop atau bahkan budaya barat.
Xenofobia Imigran
Sejak tahun 2000an, Amerika dan sekutunya gemar menggempur negeri-negeri muslim, yang mengakibatkan pengungsi di berbagai negara membanjiri Eropa. Kondisi ini sering membuat masyarakat Eropa mengalami ketakutan terhadap membanjirnya imigran timur tengah yang masuk ke Eropa.
Xenofobia imigran ini memicu sikap rasialisme kepada para imigran di berbagai negara Eropa.
Xenofobia Ras
Xenofobia ras merupakan xenofobia yang mengelompokkan manusia berdasar ras tertentu dan menjadikannya untuk menggeneralisasi manusia. Kasus Xenofobia ras banyak terjadi dalam sejarah umat manusia, terutama pada kasus perbudakan yang jamak dialami oleh orang-orang berkulit hitam.
Di Amerika sendiri pernah muncul orde kulit putih Ku ku klan yang gemar membunuh orang-orang kulit hitam, begitupun Hitler yang membantai jutaan orang Yahudi Eropa selama perang dunia kedua.
Mengapa Xenofobia Terjadi
Kecenderungan xenofobia terjadi di berbagai negara di dunia. Namun, ada ciri-ciri umum tertentu yang menentukan xenofobia di antara warga negara tertentu. Misalnya, banyak negara mengalami xenofobia tingkat tinggi ketika hubungan dagang warganya dengan negara lain mengalami kesulitan ekonomi.
Kecenderungan xenofobia di kalangan warga menyebabkan pembatasan perdagangan dan hubungan bisnis dengan negara lain. Ini menunjukkan bahwa para pemimpin suatu negara dapat membuat keputusan ekonomi yang buruk ketika mereka xenofobia – menyebabkan lebih banyak kebencian terhadap orang asing.
Skema ekonomi atau politik yang buruk tidak dapat menjadi alasan kebencian terhadap orang asing seperti halnya rasisme dapat menjadi alasan kebencian terhadap anggotanya sendiri.
Kebencian terhadap orang asing dapat menyebabkan kemerosotan ekonomi serta skema politik yang memengaruhi hubungan perdagangan antar negara – yang merugikan semua orang yang terlibat dalam transaksi tersebut.
Badan-badan internasional seperti UNHCR, PBB dan WTO membantu negara-negara menghindari kemerosotan tersebut dengan mendorong kerja sama antar negara tanpa memandang kewarganegaraan.