Dalam dunia pendidikan di Indonesia, terdapat kurikulum yang menjadi acuan. Kurikulum pun telah terjadi perubahan yang bertujuan untuk memajukan pendidikan. Saat ini kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah adalah kurikulum merdeka.
Pemerintah Pusat menetapkan kebijakan implementasi kurikulum merdeka mulai tahun pelajaran 2022/2023 yang diresmikan pada Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 mengenai Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Perbaikan Pembelajaran.
Kurikulum merdeka ini memperbarui dan menggantikan kurikulum 2013 yang sebelumnya dipakai. Perubahan kurikulum tersebut harapannya bisa memajukan pendidikan di Indonesia.
Pendidikan sendiri merupakan faktor penting dalam pembangunan suatu negara. Karena dengan pendidikan yang baik, maka akan menghasilkan generasi berpendidikan untuk membangun suatu negara.
Dari beberapa kurikulum di Indonesia, terdapat dua kurikulum yang cukup signifikan yaitu kurikulum merdeka dan kurikulum 2013.
Perbedaan kurikulum merdeka dan kurikulum 2013
Mungkin bagi sebagian orang akan merasa bingung tentang perbedaan antara kurikulum merdeka dan kurikulum 2013. Untuk lebih memahami perbedaan antar kedua kurikulum tersebut, simak informasi berikut ini.
Struktur Kurikulum
Kurikulum Merdeka menawarkan fleksibilitas dalam desain kurikulum dengan memberikan otonomi kepada sekolah untuk mengatur pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan konteks mereka. Dalam hal ini, sekolah dapat menyesuaikan kurikulum dengan kondisi setempat dan potensi siswa.
Sementara itu, Kurikulum 2013 memiliki struktur yang lebih terstruktur dan terpusat, dengan mata pelajaran inti yang harus dipelajari oleh semua siswa di tingkat yang ditentukan. Kurikulum ini mengikuti struktur mata pelajaran yang lebih kaku dan terbagi menjadi tingkat pendidikan yang berbeda.
Fokus dan Pendekatan
Salah satu perbedaan utama antara Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013 adalah fokus dan pendekatan yang digunakan. Kurikulum Merdeka menekankan pada pemberdayaan siswa, pengembangan keterampilan berpikir kritis, dan penumbuhan karakter bangsa. Kurikulum ini lebih menekankan pada pembelajaran berbasis proyek, kolaborasi, dan pengalaman langsung.
Di sisi lain, Kurikulum 2013 lebih menekankan pada peningkatan literasi dan numerasi, serta pemahaman dasar ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendekatan yang di gunakan lebih berorientasi pada penguasaan materi dan peningkatan daya serap siswa.
Persiapan Guru
Perubahan kurikulum juga mempengaruhi persiapan dan pelatihan guru. Kurikulum Merdeka menuntut guru untuk mengembangkan keterampilan dalam mendesain dan mengelola pembelajaran yang berbasis proyek serta menerapkan pendekatan yang inovatif. Harapannya guru juga bisa menjadi fasilitator pembelajaran dan mendukung perkembangan karakter siswa.
Dalam Kurikulum 2013, guru harus memahami secara mendalam materi pelajaran inti dan memiliki kemampuan dalam penyampaian materi secara efektif. Guru juga harus mampu melaksanakan penilaian yang sesuai dengan persyaratan kurikulum.
Evaluasi dan Penilaian
Sistem evaluasi dan penilaian juga memiliki perbedaan antara kedua kurikulum ini. Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada evaluasi formatif dan penilaian yang holistik. Evaluasi siswa berdasarkan proyek, presentasi, dan portofolio yang mencerminkan keterampilan dan pemahaman mereka.
Kurikulum 2013, di sisi lain, memiliki penilaian yang lebih terstruktur dan standar, dengan tes dan ujian sebagai komponen utama evaluasi. Kurikulum ini mengadopsi sistem penilaian nasional yang memiliki tujuan untuk mengukur tingkat pencapaian siswa secara objektif.
Itulah beberapa hal yang membedakan antara kurikulum merdeka dan kurikulum 2013. Dalam kurikulum merdeka, memberikan kebebasan kepada sekolah untuk mengkustomisasi kurikulum mereka sesuai dengan kebutuhan lokal, sehingga dapat mendorong kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran. Dengan kreativitas dan inovasi tersebut, harapannya pembelajaran bisa semakin menarik dan memajukan pendidikan Indonesia. ***