Perbedaan Efek BAB Duduk dan Jongkok Terhadap Kesehatan

Aktivitas buang air besar (BAB) merupakan bagian penting dari fungsi tubuh yang sehat. Saat buang air besar, tentunya kita akan menggunakan kloset. Kalau dulu model kloset adalah hanya jongkok. Namun saat ini sudah banyak yang menggunakan kloset duduk, sehingga posisi saat BAB adalah duduk.

Bagi sebagian orang, BAB dengan posisi duduk biasanya membantu. Contohnya bagi lansia yang sudah tidak kuat untuk jongkok terlalu lama, tentu BAB dengan posisi duduk bisa sangat membantu. Namun saat ini sudah banyak orang yang lebih memilih posisi duduk saat BAB, karena dianggap lebih nyaman.

Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah apakah lebih baik untuk BAB dengan posisi duduk atau jongkok. Kedua posisi tersebut memiliki perbedaan dalam hal anatomi dan mekanisme, serta potensi efek terhadap kesehatan. 

Perbedaan efek BAB duduk dan jongkok terhadap kesehatan

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perbedaan efek BAB duduk dan jongkok terhadap kesehatan.

Anatomi dan Mekanisme

Posisi duduk saat BAB melibatkan duduk di atas toilet dengan lutut ditekuk dan kaki di lantai. Posisi ini sejalan dengan kebiasaan modern dan kenyamanan. Di sisi lain, posisi jongkok melibatkan membungkuk dengan lutut menekuk dan kaki diletakkan di atas dudukan toilet atau melingkar di sekitar kaki Anda. Posisi ini mencerminkan posisi alami tubuh manusia saat buang air besar sebelum ditemukan toilet modern.

Pengaruh Terhadap Gerakan Usus

Posisi jongkok memungkinkan rongga perut terbuka dengan lebih baik dan memfasilitasi gerakan otot perut yang alami. Hal ini dapat membantu meningkatkan tekanan intra-abdominal yang diperlukan untuk mendorong feses keluar dengan lancar. Posisi duduk cenderung menghambat gerakan perut yang efektif dan dapat memerlukan lebih banyak mengejan.

Artikel Terkait  Perbedaan Yoga dan Pilates: Mana yang Lebih Cocok?

Pengaruh Terhadap Saluran Pencernaan

Posisi jongkok diyakini memberikan manfaat lebih besar dalam hal mengosongkan usus secara efektif. Posisi ini membantu mengubah sudut anorektal yang memungkinkan usus besar untuk lebih lurus dan mengurangi hambatan aliran. Hal ini dapat membantu mencegah sembelit, divertikulosis, dan wasir. Posisi duduk, di sisi lain, dapat menyebabkan konstriksi pada usus besar dan menghambat aliran feses dengan lebih besar.

Efek Terhadap Wasir

Wasir adalah masalah umum yang terjadi ketika pembuluh darah di sekitar anus atau rektum membengkak atau meradang. BAB Posisi jongkok diyakini dapat mengurangi risiko wasir atau membantu mengurangi gejala wasir yang ada. Posisi ini mengurangi tekanan pada daerah tersebut dan memungkinkan aliran darah yang lebih baik. Posisi duduk, terutama jika diperpanjang untuk waktu yang lama, dapat meningkatkan risiko terjadinya atau memperburuk wasir.

Faktor Budaya dan Ketersediaan

Posisi duduk saat BAB menjadi kebiasaan yang umum di banyak budaya karena kenyamanan dan ketersediaan toilet modern. Posisi jongkok lebih umum dijumpai di beberapa budaya Asia dan Afrika. Namun, saat ini ada perangkat tambahan yang tersedia, seperti dudukan jongkok yang dipasang di atas toilet, yang memungkinkan orang untuk mencoba posisi jongkok dengan menggunakan toilet modern.

Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki kebutuhan dan preferensi yang berbeda saat buang air besar. Tidak ada satu posisi yang cocok untuk semua orang. Jika Anda mengalami masalah pencernaan atau ingin mencoba posisi jongkok, penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda untuk mendapatkan saran medis yang sesuai dengan kondisi Anda.

Selain itu ketika akan BAB di kloset umum posisi duduk, penting untuk memperhatikan kebersihan dari kloset tersebut. Karena badan kita akan bersentuhan langsung dengan kloset tersebut, terlebih lagi kloset tersebut juga telah digunakan berkali-kali oleh banyak orang. ***

Click to rate this post!
[Total: 0 Average: 0]

Tinggalkan komentar